#Lucky7
Bagi beberapa orang, pendidikan
tinggi adalah hal mewah yang perlu diperjuangkan agar dapat diraih dan
dinikmati. Aku termasuk dari golongan orang beruntung yang dapat mengenyam
pendidikan tinggi tanpa perlu banting tulang berjuang untuk mendapatkannya. Orangtua
masih mampu menjadi sumber dana pendidikanku. Bukan berarti aku sama sekali
tidak berjuang. Aku tetap berjuang kok, namun perjuanganku hanya sekedar
mendapatkan dan mempertahankan nilai mata pelajaran agar tetap di atas atau
setidaknya tepat di SKM (Standar Ketuntasan Minimal) –atau SKBM (Standar
Ketuntasan Belajar Minimal) versi zaman SMAku—dan kehadiran yang cukup.
Kamu tau apa yang membuatku
merasa lebih beruntung dan bersyukur? Skor IQ 1xx membuatku cukup lancar menjawab soal UN (Ujian Nasional) dan UMB (Ujian Masuk
Bersama). Well, lancar di sini
artinya cukup banyak soal yang bisa aku jawab yaaa... Bukan BENAR aku jawab.
Hasil UMB membuatku terdaftar di pilihan keduaku: Bimbingan dan Konseling
(Universitas Negeri Jakarta). Apa pilihan pertamaku? Sastra Perancis di
Universitas Indonesia. Hahaha, pas UMB aku ngikut jurusan IPS soalnya, ga minat
IPA (padahal di SMA jurusan IPA). :p
Keterima di BK, ternyata aku
masih dapat kemudahan. Bayaran per semesternya murah! Angkatan 2008 reguler
hanya Rp 600.000 dan itu SUDAH TERMASUK SKS. Alhamdulillah… Masuknya mudah,
biayanya murah. Lingkungan sosialnya termasuk menyenangkan. Berhubung BK
termasuk ilmu sosial, materi kuliahnya ya yang berhubungan dengan ilmu sosial
dan psikologi. Hanya statistika dan statistika lanjutan yang ada angka-angkanya
(and I got Cs!). Eh tapi walaupun
ilmu sosial seperti ini lebih mudah aku cerna (dibanding IPA, catat), tetap aja
ilmu dasar BK aku dapat C. *nyengir*
Kamu tahu, di Indonesia standar
masa studi S1 adalah 4 tahun. Sebagai (saat itu) mahasiswa baru, aku pasti
semangat bikin rencana studi agar bisa lulus tepat di tahun keempat kuliah,
yaitu 2012. Ternyata oh ternyata… Batas minimal lulus dari jurusanku (untuk
angkatan 2008) adalah 9 semester a.k.a 4,5 tahun. Bisakah aku lulus 4,5 tahun?
Ga bisa! HAHAHAHAHA. *ketawa superduper miris*
![]() |
Ngantri sidang |
Kenapa ga bisa?
Semester 6 aku ambil mata kuliah Penelitian Berbasis Gender (PBG) –the first and last time I got E- tapi karena minat penelitianku ditolak oleh dosen ketika seminar proposal, aku ga lulus. Semester berikutnya PPL (Program Pengalaman Lapangan). PPL ini sifatnya blok, jadi mahasiswa (baca: aku) ga boleh ambil mata kuliah lain. Tapi yang udah sempro di PBG (which is 4 of 6 students, yes… Only 6 students took that minor) boleh tetap ngerjain skripsinya, walaupun tetap aja ga fokus. :p
Semester 6 aku ambil mata kuliah Penelitian Berbasis Gender (PBG) –the first and last time I got E- tapi karena minat penelitianku ditolak oleh dosen ketika seminar proposal, aku ga lulus. Semester berikutnya PPL (Program Pengalaman Lapangan). PPL ini sifatnya blok, jadi mahasiswa (baca: aku) ga boleh ambil mata kuliah lain. Tapi yang udah sempro di PBG (which is 4 of 6 students, yes… Only 6 students took that minor) boleh tetap ngerjain skripsinya, walaupun tetap aja ga fokus. :p
Setelah PPL, yang notabene
semester 8, dimana mahasiswa seharusnya bisa fokus skripsi, eh… Kami dapat
kejutan berupa mata kuliah tambahan (I’ve
posted it here). FYI, di semester 8 akhir atau semester 9 awal mayoritas BK 2008
pada sempro. Minoritasnya (kurangi 4 orang dari PBG) ada yang masih kuliah
biasa dan telat sadar akan adanya sempro, jadi ga ngumpulin proposal. Termasuk
aku. >.< Aku baru kumpulin proposal di Desember 2012 dan dapat jadwal
seminar 4 Maret 2013 which means
semester 10.
Alhamdulillah, judul penelitianku
tentang media sosial langsung disetujui. Untuk yang belum tau alur skripsi di
jurusanku, aku jelasin dikit nih:
Kumpulin proposal (asal juga ga apa-apa, tho nanti direvisi) – Seminar proposal – Kumpulin revisian – Dapat dosen pembimbing – Bimbingan (ini sih terserah kita-nya mau berapa semester) termasuk turun lapangan – Seminar Hasil Penelitian (SHP) – Revisi SHP – Sidang akhir – Yudisium (nilai/kelulusan diumumkan setelah jadwal sidang di fakultas selesai) – Wisuda
Lagi on fire revisi, eh… Kedua dosen pembimbingku kompak banget ke Eropa
hampir sebulan. Ibarat api unggun nih, lagi nyala gede, terus ketumpahan air
laut. Padam seketika. Ditambah lagi saat itu aku lagi senang-senangnya jadi travel guide. Yowis, gagal fokus.
Skip skip skip
Kenapa aku skip? Karena aku
ngadep dosen satu semester sekali. Atau 2x deh. Awal semester ngasih revisi,
akhir nerima feedback. :p Baru cukup aktif di semester 13, itupun masih
setengah hati karena sesungguhnya saya tidak tertarik dengan kuantitatif, tapi
mau dijadiin kualitatif agak ribet juga. Mulai saat itu ada doa yang aku
panjatkan, doa iseng yang akhirnya jadi nyata.
Ya Allah, saya ingin lulus S1 BK, tapi ga ingin ngitung.
And… Voila! SELAMAAAT! Doamu terkabul, Mi!
Pertengahan semester 14 (baca:
semester penentuan 2008 dapat ijazah atau surat keterangan pernah kuliah a.k.a
DO), sisa-sisa 2008, 2009, dan 2010 dikumpulkan oleh jurusan. Selama kurleb 4
semester terakhir, tiap bulan jurusan cukup sering ngadain kumpul bersama para
sisa-sisa mahasiswa 2008. Semacam progress
report gitulah… Di pertemuan terakhir, setelah pengecekan progress, 2008
terbagi 3:
- Mereka
yang telah turun lapangan/sudah bab 3 boleh melanjutkan skripsi
- Mereka
yang belum nyentuh bab 3 dialihkan ke makalah komprehensif
- Mereka
yang pernah cuti ada tambahan 1 semester
Tebak aku masuk yang mana?
Golongan 2.
Progressku yang ga bisa dibanggakan membuatku harus mengikis
sedikit idealismeku dengan merelakan diri menjadi mahasiswa well… Sebelas mahasiswa
mendapat “kehormatan” untuk mengerjakan MK yang mendapat
keringanan mengerjakan karya ilmiah berbentuk makalah komprehensif (MK). MK ini
ga diberikan oleh semua jurusan. BK pun sebenarnya ga mau ada MK, tapi
berhubung pengaruhnya ke reputasi dan akreditasi,
Cukup banyak dosen yang terkesan memandang
MK sebelah mata dan memilih untuk melepas mahasiswa bimbingannya apabila
mahasiswa tersebut berubah haluan dari skripsi ke MK. Tau darimana? Dinding
berbicara, Kawan. ;)
Well, mungkin
karena MK diperuntukkan untuk mereka yang mau-ga-mau harus lulus. Semacam… Short way out. Berbeda dengan skripsi
yang mahasiswanya harus banting tulang bikin kisi-kisi, turun lapangan, cari
data, nguji validitas, blablabla, MK “hanya” membahas sampai tinjauan teoritis
dan berujung pada kesimpulan, tanpa perlu melakukan penelitian. Terkesan gampang,
memang. Padahal, MK yang ideal justru sama ribetnya dengan skripsi, kalau ga
lebih ribet, dalam hal teori, karena judulnya aja MAKALAH KOMPREHENSIF, jadi
harus komprehensif lah isinya. Sayangnya, balik lagi ke alasah MK dijadikan shortcut, karya ilmiah yang HARUSNYA
komprehensif ini malah dibuat yaudahlah-ya-yang-penting-lulus.
![]() |
Beres Yudisium @ TerBuk |
Yaudahlah ya, Mi… Sendirinya juga
gitu! *self-slap*
Jujur, awalnya aku cukup sedih
dan kesal sama diriku sendiri karena bisa begitu malas sama skripsi sampai
harus jadi bagian dari mereka yang dikasih kemudahan seperti ini, karena aku
inginnya sih punya legacy buat para
junior. Walaupun setelah kupikir lagi, tanpa berbentuk skripsipun sebenarnya
bisa kok bermanfaat untuk yang lain. Apalagi di BK masih langka yang bahas internet etiquette (netiquette).
Anywayssss… Terlepas dari lunturnya idealisme (walaupun tetap saja
ngerjainnya idealis), aku merasa beruntung diberi kesempatan terakhir oleh
jurusan untuk menuntaskan pekerjaanku. Ga hanya aku sebenarnya, tapi seluruh
mahasiswa angkatan 2008, dan 2007 yang aku baru tahu saat itu. Kind of win-win solution gitu sih,
akreditasi jurusan ga makin parah (karena ga ada yang perlu dikasih surat
pernah kuliah) dan para mahasiswa yang “bebal” ini bisa mendapat gelar sarjana
pendidikan. Sekesal dan se-ilfeel apapun
aku dengan jurusanku ini, aku bersyukur.
Aku bersyukur (pernah) menjadi
mahasiswa BK selama 7 tahun.
Dan aku beruntung diberi
kesempatan lulus di tahun ke 7.
On behalf of BK 2007-2008 graduates, I'd like to say...
We're the #Lucky7.
![]() |
We're The Lucky 7 |
The grateful graduate,
Medianissa Helvianti Utami, S.Pd
![]() |
Wisudawati #329 @ Hall D JIExpo, 3 September 2015 |
please visit back to ST3 TELKOM thanks
BalasHapusNice story..
BalasHapusSomehow, it is a bit similar to mine.. He..he..27x